BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Laporan hasil studi kelayakan (feasibility study
report) sering dibutuhkan oleh beberapa pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Pertama laporan dibutuhkan oleh sponsor yaitu pemrakarsa proyek. Bagi mereka
hasil laporan akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan yang bersangkutan dengan rencana investasi. Pihak kedua yang
memerlukan laporan studi adalah mereka yang diundang untuk ikut membiayai
proyek, baik sebagai pemegang saham ataupun sebagai kreditur, misalnya bank dan
lembaga keuangan nonbank. Di
samping itu kerap kali laporan studi kelayakan juga diperlukan oleh
badan-badan pemerintah, misalnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Oleh karena itu
laporan studi kelayakan diperlukan lebih dari satu pihak, maka dalam menyusun
laporan hendaknya diusahakan agar kebutuhan semua pihak dapat dipenuhi. Susunan
kerangka laporan studi kelayakan yang berikut secara garis besar mencakup
kebutuhan berbagai macam pihak yang berkepentingan dalam rencana investasi
proyek. Di dalam menyusun laporan studi kelayakan hendaknya selalu diperhatikan
kaitan antara satu bab dngan bab-bab yang lain, demikian juga antara pmbahasan
satu aspek dngan aspek yang lainnya.
Laporan studi
kelayakan proyek yang disajikan secara profesional, akan banyak membantu
pihak-pihak yang bersangkutan dengan perencanaan dan pembiayaan pembangunan
proyek tersebut. [1]
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja pembahasan dalam laporan study kelayakan bisnis?
2. Baagaimana
bentuk laporan study kelayakan bisnis?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui segala pembahasan yang ada dalam laporan study kelayakan bisnis.
2. Untuk
menegtahui bentuk laporan study kelayakan bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
A. Bentuk
Pasar
1. Bentuk
pasar produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna karena industri
korban aktif dapat dijalankan oleh berbagai pihak selama mereka mampu.
2. Bentuk
pasar konsumen yang dipilih adalah dengan mengutamakan pasar industri, waktu
tidak tertutup kemungkinan untuk memilih pasar konsumen dalam pemasaran produk
ini.
B. Mengukur
dan meramal permintaan dan penawaran
1. Produksi
dalam negeri
2. Impor
3. Ekspor
4. Proyeksi
pasar
C. Segmentasi
target posisi di pasar
Untuk
memenuhi target pemasaran yang selaras dengan kapasitas produksi pabrik, pihak
manajemen harus menempuh beberapa usaha, antara lain dengan memanfaatkan
kesungguhan para pembeli dengan mengikat kontrak pemasaran, baik jangka pendek,
menengah dan jangka panjang.
1. Sengmentasi
2. Pasar sasaran
3. Posisi pasar
D. Situasi
persaingan di lingkungan industri
E. Sikap,
perilaku, dan kepusan konsumen
F. Manajemen
pemasaran
Dalam manajemen
pemasaran, analisis akan mengacu pada bauran pemasaran yaitu mengenai kebijakan
produk, harga, promosi dan distribusi. Paparannya seperti di bawah ini:
1. Kebijakan
produk
ü Penggunaan
produk
1. Dalam
industri pangan
2. Penggunaan
dalam industry non pangan
2. Kebijakan
harga
3. Kebijakan
promosi
4. Kebijakan
distribusi.[2]
1.2 ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
Dari hasil evaluasi berbagai macam yang
bersangkutan dengan kapasitas produksi ekonomis, teknologi yang dipilih,
kebutuhan bahan baku, bahan pembantu dan bahan pendukung lainnya, serta tenaga
kerja langsung. Dalam bab ini juga diuraikan jenis dan jumlah mesin, peralatan
serta harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu disajikan pula
hasil peralatan serta harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu
disajikan pula hasil penelitian lokasi proyek dan letak pabrik yang
direncanakan, serta program pembangunan proyek.[3]
a) Pemilihan dan perencanaan produk
b) Rencana kualitas
c) Pemilihan teknologi
d) Perencanaan letak pabrik
e) Perencanaan tataletak (Layout)
f) Perencanaan kapasitas dan jumblah
produksi
g) Pengawasan kualitas produk
Pengawasan ini terbagi menjadi dua
bagian yaitu pengawasan kualitas bahan baku dan pengawasan proses produksi.
Ø Pengawasan kualitas bahan baku
adalah penting karena kualitas korban aktif ditentukan oleh bahan bakunya.
Ø Pengawasan proses produksi di
lakukan melalui tiga cara yaitu:
1. Pengawasan mesin
2. Pengawasan karyawan
3. Pengawasan hasil produksi[4]
1.3 ASPEK MANAJEMEN
A. Pembangunan
Proyek
Jadwal pembangunan
pabrik korban aktif diemban oleh dua belah pihak yang secara bersama-sama
merencanakan dan melaksanakan proyek tersebut, yaitu pemilik pabriknd dan pihak
SDE. Untuk jadwal pelaksanaan proyek dapat dilihat sebagai berikut:
v Bulan
pertama sampai bulan ketiga
·
Pembelian tanah
·
Pematangan dan pemagaran
v Bulan
keempat sampai bulan keenam
·
Pembangaunan pabrik[5]
·
Pembangaunan tempat tinggal sementara
·
Koordinasi unit-unit
v Bulan
ketujuh samapi bulan kesembilan
·
Membantu mobilisasi mesin dan peralatan
·
Pembangunan kantor dan ruangan lain
·
Tahap penyuluhan pada unit-unit koperasi
v Bulan kesepuluh sampai bulan keduabelas
·
penyediaan fasilitas
·
penyediaan bahan baku
B. Implementasi
Bisnis
1. Struktur
organisasi
2. Deskripsi
jabatan
Tujuan tiap jabatan
adalah sebagai berikut:
ü President
derector tugasnya memimpin perusahaan
dan bertanggung jawab meningkatkan kekayaan pemegang saham.
ü Oprasional general manager tugasnya
adalah melakukan perencanaan, pengoordinasian, pengarahan serta pengawasan
kegiatan keuangan perusahaan dan pemasaran perusahaan, serta mewakili
perusahaan di lingkungan eksternal.
ü Production general manager tugasnya adalah melakukan pencatataan, pengoordinasian,
pengarahan dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan produksi, kualitas produksi
dan pemeliharaan sarana produksi.
ü Finace & accouting manager tugasnya
adalah mengkoordinasikan kegiatan keuangan perusahaan dan pengawasan serta
pencatatan atas kegiatan keuangan.
ü Marketing manager tugasnya
merencanakan pemasaran produk, menetapkan strategi pemasaran, mencari pembeli
(tujuan ekspor), memperoleh informasi mengenai kebutuhan/ keinginan pembeli,
kondisi pesaing, dan berbagai masalah eksternal.
ü Productian manager tugasnya
adalah mengorganisasikan, memberi pengarahan dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
produksi, kualitas produksi dan pemeliharaan mesin serta peralatan produksi.
ü Personnel, general affair and
purcbasing manager tugasnya adalah melakukan
pengoordinasian, pengarahan dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
personalia, pekerjaan umum perusahaan dan pembeliaan yang menunjang operasional
produksi.
ü PPIC manager tugasnya
membantu membantu Production general
manager dalam perencanaan dan pengendaliaan jadwal produksi, kualitas
produksi, penyimpanaan bahan baku/ barang jadi dan menjaga agar rencana
produksi berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan.
1.4 ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
Tenaga kerja merupakan bagian dari keseluruhan
proses produksi yang menjalankan setiap tahapan produksi. Dalam menentukan
tenaga kerja, tidak hanya dibutuhkan keterampilan yang tinggi dan khusus,
tetapi juga ketelitian dan kedisiplinan.
1.5 ASPEK FINANSIAL
A. Krus
Rupiah dan Inflasi
Memprediksi krus Rp/
USD adalah pekerjaan cukup sulit, terlalu banyak fakor baik eksternal maupun
internal yang mempengaruhi permintaan dan penawarannya. Hasil estimasi untuk
tahun-tahun mendatang adalah sebagai berikut:[6]
Tahun
|
Krus
Rp/USD
|
0
|
6.118,60
|
1
|
6.634,09
|
2
|
7.154,67
|
3
|
7.675,24
|
4
|
8.195,81
|
5
|
8.716,39
|
B. Kebutuhan
dana dan sumbernya
Dana yang di butuhkan
pada permulaan tahun proyeksi industry karbon aktif adalah sevesar Rp.
19.703.312.000,- dengan perincian sebagai berikut:
Kebutuhan
Investasi (Dalam Ribuan Rupiah)
|
|
Aktiva
|
|
Tanah
|
Rp. 240.000,-
|
Bangunan
& infrastruktur
|
Rp. 2.206.000,-
|
Investasi
kantor
|
Rp.
11.745.000,-
|
Mesin
& perlengkapan pabrik karbon aktif
|
Rp. 144.000,-
|
Kendaraan
dan alat angkut
|
Rp. 1.000.000,-
|
Biaya
praoperasi
|
Rp. 1.706.511,-
|
JUMBLAH
AKTIVA
|
Rp. 17.043.501,-
|
Modal
kerja
|
|
Biaya
persediaan bahan baku
|
Rp. 1.136.268,-
|
Biaya
tenaga kerja langsung
|
Rp. 23.800,-
|
Ongkos
angkut
|
Rp. 222.433,-
|
Overhead
|
Rp. 246.903,-
|
Biaya
administrasi & penjualan
|
Rp. 111.113,-
|
Biaya
bunga pinjaman
|
Rp. 154.903,-
|
Kas
& lain-lain
|
Rp. 765.181,-
|
Jumblah
modal kerja
|
Rp. 2.659.811,-
|
TOTAL
BIAYA KERJA
|
Rp. 19.703.312,-
|
C. Analisis
hasil usaha
D. Analisis
tingkat pulang pokok
E. Analisis
arus kas
F. Analisis
kelayakan proyek
1. Analisis
nilai tunai bersih sekarang (NPV)
2. Tingkat
pengembalian internal (IRR)
3. P eriode pengembalian
4. Indeks
profabilitas
G. Analisis
sensitivitas.
Perubahan-perubahan
atas turunnya harga jual, naiknya harga bahan baku, menguatnya nilai rupiah
terhadap dolar AS menyebabkan perubahan
yang sangat besar terhadap NVP, IRR, BEP, dan alat analisis lain secara
langsung dari keadaan yang sebenarnya.[7]
1.6 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik
A. Dampak
Ekonomi
Pembangunan pabrik ini
akan membawa akibat terhadap struktur perekeokoniman Negara pada umumnya dan
masyarakat di lingkungan pabrik pada khususnya, hal ini dapat di lihat dari:
v Peningkatan
penghasilan dari pegawai pabrik
v peningkatan
penerimaan Negara
v penerimaan
devisa
B. Dampak
Sosial
Dampak yang nyata dalam
aspek sosial dari pelaksanaan investasi pabrik karbon aktif adalah sebagai
berikut:
Ø Penciptaan
lapangan kerjaan
Ø Perubahan
tingkat pengetahuan dan perilaku kehidupan
Ø perubahan
pola kehidupan masyarakat
C. Dampak
Politik
Jika bisnis karbon
aktif ini memiliki dampak positif pada aspek ekonomi nasional, termasuk aspek
sosialnya, maka diharapkan politik nasional pun menjadi baik. Atau, jika
politik nasional masih gonjang-ganjing, maka kondisi seperti ini dapat secara
langsung mempengaruhi bisnis.
1.7 ASPEK YURIDIS
Dilihat dari sekala investasi, kerja sama yang
dilakukan antara para investor dan keterlibatan pihak luar negeri sebaiknya
memiliki badan usaha hokum. badan hokum yang lazim digunakan adalah perusahaan
dalam bentuk perseroan terbatas.
A. Membuat
perusahaan
Dalam membuat
perusahaan penulis dapat menjelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Melakukan
rapat para investor dan pengurus, yang akan membahas siapa yang akan
mengendalikan perusahaan.
b. Mensahkan
hasil rapat di atas pada notaris pendirian perusahaan.
c. Melakukan
penyetoran modal pentyertaan pembentukan perusahaan, dan melakukan pengesahan
oleh departemen kehakiman.
d. Berdasarkan
akte perusahaan, pihak pengelolaan perusahaan dapat segera mengugrus NPWP,
tanda daftar perusahaan, SIUP dan
dokuken pendukung untuk keperluan kegiatan melakukan perusahaan.
B. Perizinan
Untuk melaksanakan
proyek investasi karbon aktif ini ada beberrapa izin yang diperlukan sebagai
aspek hukum lainnya, adalah sebagai berikut;
a. Perizinan
dari pemerintah
b. Izin
mendirikan bangunan
C. Kegiatan
pra-oprasional.[8]
Kegiatan pra-oprasional
proyek investasi pabrik karbon aktif dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Menyusun
studi kelayakan peroyek untuk menyelidiki dan menganalisis serta menentukan
kelayakan usaha tersebut, baik dari segi aspek pemasaran, aspek teknis dan
oprasional, aspek manajemen, aspek hukum, aspek keuangan dan aspek ekonomi
sosial.
b. Melakukan
kontrak jual-beli mesin dan peralatan pabrik karbon aktif dengan perusahaan
SDE.
c. Mengurus
segala macam perizinan yang diperluakan.
d. Melakukan
kegiatan penyediaan tanah termasuk pembebasan dan izin pemakaian tanah di
lokasi proyek.
e. Mengadakan
survey kesesuaian lokasi untuk melihat kesesuaian tanah yang tersedia sebagai
lokasi proyek.
f. Mengadakan
pemetaan untuk memindahkan perancangan tataletak bangunan (pabrik) di lokasi
proyek.
g. Persiapan
dan penyelesaian konstruksi bangunan dan kantor.
h. Mencari
mitra usaha untuk pemasaran karbon aktif, pemasok bahan baku termasuk kepada
unit-unit koprasi, dan lain-lain.
i.
Penyedian tenaga kerja dan pelatihan
untuk mempersiapkan operasi perusahaan secara komersial.
j.
Koordinasi dengan unit koperasi dalam
mencari tenaga kerja langsung, pembinaan dan penyuluhan pembuatan arang
tempurung kelapa.
1.8 ASPEK LINGKUNGAN HIDUP
Setiap perusahaan industry berkewajiban melaksanakan
upaya menyeimbangkan dan melestarikan sumberdaya alam serta mencegah timbulnya
kerusakan dan pencemran lingkungan hidup sebagai akibat dari kegiatan pabrik
tersebut. [9]
BAB
III
PENUTUP
SIMPULAN
Kemampuan
pemrakarsa dalam pembiayaan proyek, maupun dalam menangani kegiatan pembangunan
dan operasi proyek yang direncanakan. Di mana letak kekuatan
dan kelemahan mereka, apakah diperlukan bantuan dari luar, kalau diperlukan
dalam hal bidang apapun. Dalam
prospek masa depan kehidupan proyek ditinjau dari segi pemasaran, teknis, teknologi,
manajemen operasional, ekonomi dan keuangan.
Bagaimana
prospek masa depan kehidupan proyek ditinjau dari semua aspek secara
keseluruhan. Mafaat keuangan dan nonkeuangan, apa yang dapat diperoleh dari
proyek, berapa pula jumlahnya bilamana dapat diukur secara kuantitatif. Kelemahan
pokok apa yang terdapat pada proyek, dan bagaimana cara mengatasinya.
Dari hasil
evaluasi berbagai macam yang bersangkutan dengan kapasitas produksi ekonomis,
teknologi yang dipilih, kebutuhan bahan baku, bahan pembantu dan bahan
pendukung lainnya, serta tenaga kerja langsung. Dalam bab ini juga diuraikan
jenis dan jumlah mesin, peralatan serta harta tetap lainnya yang diperlukan
proyek. Disamping itu disajikan pula hasil peralatan serta harta tetap lainnya
yang diperlukan proyek.
DAFTAR
PUSTAKA
Husain umar. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta